Foto · Mei 31, 2025

SEJARAH YANG MASIH BERGEMA DI JALAN ASIA AFRIKA

Jalan Asia Afrika zaman dulu dan sekarang

Jalan Asia Afrika, dimana gedung-gedung megah tak hanya berdiri dengan diam, namun memancarkan beragam kisah. Ketika kaki melangkah menyusuri sepanjang jalan, waktu serasa berjalan lambat memaksa kembali ke masa lalu untuk sekedar mengingat masa di mana jalan ini

Gedung Merdeka zaman dulu dan sekarang

Di siang yang cerah, gedung Konferensi Asia Afrika (KAA) berdiri gagah. Gedung yang menjadi saksi bisu di mana Bandung menjadi nampak spesial di mata dunia. Bagaimana tidak? tempat ini menjadi saksi pertemuan penting pemimpin serta perwakilan negara Asia dan Afrika pada tahun 1955. Saat ini gedung KAA museum sejarah, di mana setiap dinding menyimpan cerita, tentang perjuangan kemerdekaan, dekolonisasi, hingga kerjasama antar negara.

Gedung De Vries zaman dulu dan sekarang

Tepat di depan gedung KAA, terlihat sebuah gedung megah bergaya arsitektur Indis yang menjadi salah satu ikon dari kota Bandung, Gedung De Vries namanya. Gedung ini dulunya hanyalah rumah belanda yang kemudian digunakan sebagai toko kelontong serba ada oleh Andreas de Vries dan dikenal diseluruh penjuru kota. Namun, gedung ini menjadi kantor Bank OCBC NISP di masa kini.  

Gedung Hotel Savory Homann zaman dulu dan sekarang

Menengok ke sisi lain jalan, berdirilah Gedung Hotel Savoy Homann yang menyapa dengan gaya Art Deco-nya yang sungguh menawan. Salah satu hotel tertua di Bandung ini sempat digunakan sebagai tempat menginap para petinggi semasa Konferensi Asia Afrika di tahun 1955. Di masa kini, hotel Savory Homann tetap menjadi hotel bintang lima yang sering menjamu tamu-tamu penting negara.

Gedung Kantor Pos Besar Bandung zaman dulu dan sekarang

Di bawah sinar matahari, Kantor Pos Besar Bandung menyapa dengan hangat. Gedung yang dibangun pada tahun 1928 ini menjadi tempat penting pengiriman informasi. Dari sinilah kabar dikirim ke penjuru dunia, kabar keluarga, surat cinta, hingga telegram politik. Di zaman ini, gedung pos menjadi cagar budaya dengan tidak mengubah fungsinya sama sekali.

Asia Afrika bukan sekadar jalan, tapi lembar puisi sejarah yang masih berdenyut di tengah kota. Di balik dinding yang kusam dan atap yang menua, ada cerita yang menunggu untuk dikenang. Gedung-gedung ini adalah pengingat bahwa Bandung bukan hanya kota modern, tapi kota yang pernah menjadi suara bagi dunia.