
Demo
(1/5/2025) Setiap saat ada demonstrasi besar tidak lepas dari sorotan media. Jurnalis dari Kompas,
CNN Indonesia, Tempo, dan media nasional lainnya turun langsung ke
lapangan, meliput jalannya aksi secara real-time. Mereka datang dengan
perlengkapan lengkap kamera profesional, alat komunikasi, tim pelindung, dan
dukungan penuh dari redaksi. Mereka punya akses ke narasumber resmi, bisa
menghubungi pihak keamanan, dan memiliki identitas yang diakui secara luas

Pers Mahasiswa Unpad mewawancarai salah satu warga dago

Pers Mahasiswa Mengambil Footage untuk
berita
Namun, jurnalis lain turut menyusuri kerumunan dengan senyap dan perlengkapan seadanya—mereka adalah pers mahasiswa. Berbekal kamera ponsel, buku catatan, dan identitas pers kampus, mereka terjun ke lapangan tanpa bayaran atau jaminan. Mereka hanya mengandalkan tekad dan semangat untuk menyampaikan kebenaran dari apa yang mereka saksikan sendiri.

Pers membuat konsep foto agar dapat dilihat
dengan baik secara penyampaiaannya
Bagi jurnalis, terutama dengan perlengkapan terbatas, mengambil foto bukan sekadar urusan teknis, tapi soal strategi dan ketahanan. Mereka tak selalu bisa menangkap momen secara langsung seperti jurnalis profesional, sehingga perlu merancang konsep, memilih sudut, mencari posisi, bahkan menunggu waktu yang tepat. Mereka menyelinap di antara massa, mendekat ke pusat aksi, dan terus waspada pada situasi yang bisa berubah sewaktu-waktu. Setiap foto bukan sekadar dokumentasi, tapi wujud dari pemikiran, keberanian, dan intuisi tajam di tengah kericuhan.
